CARI MENU ATAU RESEP

Mahasiswa ITS Buat Alat Pendeteksi Udara

 Perangi Polusi, Mahasiswa ITS Buat Alat Pendeteksi Udara yang Bisa Lakukan Filtrasi

Dikutip dari halaman Detik .com Berawal keinginan mengabdi ke desa kelahirannya, mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Muhammad Zanuar menggagas alat pendeteksi udara untuk perangi polusi. Alat yang diciptakan Zanuar mampu memonitor dan memfilter udara dengan sensor canggih, sehingga dapat mengurangi risiko kesehatan.

Zanuar melihat Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik mempunyai tingkat polusi cukup tinggi karena merupakan kawasan industri. Kondisi ini membuat Zanuar kemudian mengajak sembilan temannya untuk membuat sebuah alat untuk memonitor dan memfilter udara.

 

Zanuar memaparkan, saat alat buatannya menyala maka sensor akan mendeteksi konsentrasi partikel dan kandungan gas di udara. Berikutnya informasi akan diproses oleh alat kontrol dan ditunjukkan melalui display dan diunggah ke cloud situs web.

 

"Ketika pembacaan konsentrasi partikel udara dalam ruangan tinggi, maka filtrasi udara akan aktif," kata Zanuar, dikutip dari rilis web kampus ITS pada Rabu (13/9/2023).

 

Soroti Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Isu Lingkungan

Mahasiswa vokasi itu menyayangkan apabila tidak ada instrumen alat ukur dan ketegasan kebijakan dari pemerintah untuk mengatasi isu lingkungan dan kesehatan. Sebab, menurutnya jika aktivitas industri yang membuang emisi gas melalui cerobong udara dibiarkan, maka tingkat penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akan meningkat.

 

Zanuar juga mengatakan, kondisi udara dapat berubah-ubah setiap waktu sehingga ketika aplikasi digunakan, akan memberikan tindakan preventif yang direkomendasikan.

 

"Menyesuaikan nilai konsentrasi udaranya, nanti disarankan tidak beraktivitas di luar ruangan hingga memakai masker saat ke luar rumah," ujar Zanuar.

 

Sudah Beberapa Kali Dilombakan & Juara

Rupa awal alat pemantau kualitas udara itu kata Zanuar sudah beberapa kali diikutkan dalam kompetisi dan meraih juara. Beberapa ajang yang diikuti di antaranya adalah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Pemuda Pelopor Kabupaten Gresik, serta Gresik Inovasi dan Workshop Festival (Ginofest).

 

Zanuar dan timnya juga berkolaborasi dengan karang taruna sekaligus warga sekitar untuk membangun kesadaran menjaga lingkungan melalui sejumlah kegiatan yang berkaitan untuk penanganan polusi udara.

 

Meski demikian, Zanuar dan tim tidak lepas dari kendala. Mereka menghadapi minimnya dukungan dan kesadaran pentingnya kualitas udara oleh masyarakat.

 

Kesadaran yang kurang itu diakibatkan keilmuan yang masih terbatas dan perlu didukung dengan cara menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat, mulai dari pemakaian serta perawatan alat, sampai langkah yang perlu dilakukan ketika polusi udara memburuk. Ke depannya, Zanuar juga ingin mengembangkan gagasannya ini dengan kolaborasi berkonsep pentahelix agar tercipta keberlanjutan lingkungan yang dapat dinikmati generasi masa depan.

 

"Konsep ini bekerja sama dengan melibatkan semua stakeholders mulai dari pemuda, masyarakat, komunitas, akademisi, pemerintah, industri, dan media," ujar Zanuar.

 

No comments:

Post a Comment