Perangi Polusi, Mahasiswa ITS Buat Alat Pendeteksi Udara yang Bisa Lakukan Filtrasi
Zanuar
melihat Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik mempunyai tingkat polusi cukup
tinggi karena merupakan kawasan industri. Kondisi ini membuat Zanuar kemudian
mengajak sembilan temannya untuk membuat sebuah alat untuk memonitor dan
memfilter udara.
Zanuar
memaparkan, saat alat buatannya menyala maka sensor akan mendeteksi konsentrasi
partikel dan kandungan gas di udara. Berikutnya informasi akan diproses oleh
alat kontrol dan ditunjukkan melalui display dan diunggah ke cloud situs web.
"Ketika
pembacaan konsentrasi partikel udara dalam ruangan tinggi, maka filtrasi udara
akan aktif," kata Zanuar, dikutip dari rilis web kampus ITS pada Rabu
(13/9/2023).
Soroti
Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Isu Lingkungan
Mahasiswa
vokasi itu menyayangkan apabila tidak ada instrumen alat ukur dan ketegasan kebijakan
dari pemerintah untuk mengatasi isu lingkungan dan kesehatan. Sebab, menurutnya
jika aktivitas industri yang membuang emisi gas melalui cerobong udara
dibiarkan, maka tingkat penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akan
meningkat.
Zanuar
juga mengatakan, kondisi udara dapat berubah-ubah setiap waktu sehingga ketika
aplikasi digunakan, akan memberikan tindakan preventif yang direkomendasikan.
"Menyesuaikan
nilai konsentrasi udaranya, nanti disarankan tidak beraktivitas di luar ruangan
hingga memakai masker saat ke luar rumah," ujar Zanuar.
Sudah
Beberapa Kali Dilombakan & Juara
Rupa
awal alat pemantau kualitas udara itu kata Zanuar sudah beberapa kali diikutkan
dalam kompetisi dan meraih juara. Beberapa ajang yang diikuti di antaranya
adalah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Pemuda Pelopor Kabupaten Gresik,
serta Gresik Inovasi dan Workshop Festival (Ginofest).
Zanuar
dan timnya juga berkolaborasi dengan karang taruna sekaligus warga sekitar
untuk membangun kesadaran menjaga lingkungan melalui sejumlah kegiatan yang
berkaitan untuk penanganan polusi udara.
Meski
demikian, Zanuar dan tim tidak lepas dari kendala. Mereka menghadapi minimnya
dukungan dan kesadaran pentingnya kualitas udara oleh masyarakat.
Kesadaran
yang kurang itu diakibatkan keilmuan yang masih terbatas dan perlu didukung
dengan cara menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat, mulai dari pemakaian
serta perawatan alat, sampai langkah yang perlu dilakukan ketika polusi udara
memburuk. Ke depannya, Zanuar juga ingin mengembangkan gagasannya ini dengan
kolaborasi berkonsep pentahelix agar tercipta keberlanjutan lingkungan yang
dapat dinikmati generasi masa depan.
"Konsep
ini bekerja sama dengan melibatkan semua stakeholders mulai dari pemuda,
masyarakat, komunitas, akademisi, pemerintah, industri, dan media," ujar
Zanuar.
No comments:
Post a Comment